Sejarah merapi
Gunung merapi adalah gunung berapi yang paling aktif dipulau jawa.Pada tahun 2006 ketinggian puncaknya adalah 2.968 m dari permukaan laut,tapi setelah meletus pada tahun 2010 ketinggian gunung merapi menjadi 2.911 m dari permukaan laut.Gunung merapi membelah beberapa kota yaitu,daerah istimewa yogyakarta,magelang dan boyolali.Posisinya yang sangat strategis ini membuat daerah - daerah yang terkena bagian menjadi was- was apabila gunung ini mulai bergejolak.
Pengalaman pribadi
Baru - baru ini setelah gunung merapi meletus yaitu tanggal 10-11 desember 2011 kemaren aku dan temen - temen ingin melihat gunung merapi pasca meletus dari dekat.Seperti apa keadaan gunung tersebut dan bagaimana kehidupan satwa - satwa dan tumbuh - tumbuhannya.Kami berangkat dari "New Selo" sekitar pukul 21.30an lah ....Awalnya aku sedikit takut karena naik jam segitu di gunung merapi yang terkenal banyak menyimpan segudang mitos - mitos misteri, tapi lama - kelamaan setelah dijalanin ternyata malah asyik.Naik malam lebih enak dibanding naik pagi, selain disajikan pemandangan kota solo dan sragen dengan lampu - lampu kotanya yang begituuuu indah, naik malam juga membuat kita tidak banyak minum.Tapi bagi yang tidak kuat dingin disarankan untuk pakai jaket, karena udara di merapi cukup dingin.Tapi karena aku lupa bawa jaket jadi terpaksa hanya memakai kaos..Hheee (jangan dicontoh)..Tapi tidak begitu dingin kok,soalnya kita kan bergerak terus jadi bukannya dingin hawanya malah menjadi panas.
Okk,kita lanjut ke topik..Kami berangkat dari "New Selo",dari sana medan udah berat.Jalan setapak berbatu kerikil bercampur tanah yang menanjak membuat semakin berat pendakian.Semakin malam hawanya semakin dingin dan untung waktu itu bulan purnama jadi sedikit berbedalah moment kita muncak di merapi.Cahaya bulan menerangi kita sepanjang pendakian yang makin lama makin terjal.Oiya hampir lupa kami muncak berdelapan (eitss bersembilan jadinya,gara - gara ada temen nyasar yang tak diundang)...Hhee....Sambil mendaki kami saling curhat - curhatan biar tidak merasa capek dan pikiran tidak kosong (menghayal tingkat tinggi maksudnya , hhee).Tapi seru abis dah pendakianku di merapi walaupun medannya cukup berat dibandingkan pendakianku di merbabu yang telah aku ceritakan di sesi curhatku beberapa mingggu yang lalu.
Karena kita becanda terus di perjalanan jadinya rasa capek,penat tidak berasa lagi.Yang terasa malah kesejukan yang dihadirkan oleh kebersamaan dan indahnya pemandangan lampu - lampu kota.Sampai - sampai kita nggak nyadar kalau kita udah nyampek pos 1.. Hemm ternyata pos 1 tu jauuuh banget yak,tapi puaslah bisa melepas penat di pos 1 dengan ditemani sang bulan dan lampu - lampu kota yang indah.Seingat aku pos 1 tu tempatnya ada 2 atau 3 batu yang supeer gede yang bisa buat duduk dan menikmati pemandangan dibawah sana.Selain itu kata temen - temen aku yang sering muncak ke merapi ada "Rambo".Penasaran pasti kan ?? Akupun begitu,siapa sich rambo ini..Ternyata rambo itu nama monyet yang sering mangkal di pos 1..Karena dia monyet yang jail,sering dia ngambil makanan para pendaki..Tapi sayang waktu itu aku nggak sempet liat rambo beraksi tapi kena imbasnya waktu di pos 2.
Setelah lama istirahat,kami berencana melanjutkan perjalanan.Tapi sayangnya mbak letingku kakinya lecet jadi terpaksa dia dan 3 abang angkatan nemenin dia nge-camp di pos 1.Alhasil cuma kita berlima yang lanjut muncak.Jalannya semakin lama makin menanjak dan banyak ditumbuhi pohon - pohon dan dedaunan rimbun.Ditengah perjalanan kami juga bertemu dengan segerombolan anak cewek - cewek yang lagi muncak juga.Biasa adat orang muncak kalau ketemu orang lain yang lagi muncak juga harus dan wajib "memberi salam".Kami memilih jalan yang berbeda dengan gerombolan cewek - cewek itu,kami muncak lewat jalan "kartini".Entah kenapa jalan itu dimanain jalan "kartini",mungkin karena jalannya yang lebih cepet tapi sedikit ekstrem atau apa aku juga nggak tau pastinya,disuruh lewat situ yaaa lewat aja daripada nyari jalan sendiri trus nyasar.. Kan nggak lucuuu ??? Kwakkaaaa
Sekitar jam 03.00 kami sampai di pos 2 atau disebut dengan emmmm .... waduh lupa aku namanya...Di pos 2 kita nge-camp soalnya udah capek plus mata ini udah berasa berat banget jadi kita putuskan buat nge-camp dulu trus nanti pagi - pagi baru muncak.Sebenernya kalo nggak capek dan mata ini nggak berat - berat amat kita tinggal dikit lagi nyampek kaki lereng merapi atau biasa disebut "pasar bubrah"..Pasti temen - temen bertanya lagi , kenapa ada pasar di lereng merapi ?? Nah dari muncak samapi sekarang aku belum juga paham tu pasar..Yang pasti katanya dulu ada pasar atau ada yang jualan lah atau apa aku juga nggak tau..Ok lanjut ke topik,kita nge-camp di pos 2..
Jam menunjukkan 06.00,rencana mo liat sunrise hilang sudah...Tapi kita tetep muncak mbak dan mas..Orang puncak tinggal beberapa meter dari mata..hheee...Kami mulai menyiapkan bekal buat dibawa ke puncak (nggak mungkin juga kita bawa ceril ... Hhee)..Kami melewati pasar bubrah dan barulah ini yang dinamain muncak..Jalan ke puncak merapi bener - bener ngeri,cuma ada pasir bercampur batu kerikil kecil - kecil yang kalau diinjak akan langsung longsor makanya perlu fokus dan tangan yang kuat buat mencengkeram pasir dan mencari batu yang kuat untuk berpijak.Sempet aku mati langkah,nggak bisa kekiri atau ke kanan atau bahkan kebawah.Akhirnya aku duduk diam memikirkan jalan mana yang harus aku pilih sambil terus mencari batu - batu yang bisa buat pegangan.Dan akhirnya karena semangat dari temen aku "ayuuk wik pasti bisa",akupun lewat samping sambil tangan mencekaram - cengkeram pasir bercampur batu keringkil walaupun hatiku juga deg - degan bayangin kalau merosot ke bawah..Hiiiiiii ngeriii cuyy...
Sekitar jam 08.00 kami baru nyampek puncak merapi..Beuuuhhh,bener - bener indaaah banget guys..Nggak nyesel dah aku merangkak - rangkak beberapa jam lalu,sampai dipuncak semua rasa penat,capek dan ngeri terhapuskan dengan indahnya puncak merapi..Tapi sayang sedikit agak tertutup gas belerang,jadi nggak bisa liat lubang lahar dan kota yogyakarta tercinta..Hhee ...Kelihatan jalan yang tadi dilewati bener - bener ngrasa ngeri juga,ternyata jalannya curam banget..Sekali salah langkah bakal "its dead"...Soalnya jalan yang kita lalui tadi itu dulu jalur aliran lahar dan wedus gembel...Hheee
Kami menikmati pemandangan puncak merapi sekitar 1 jam-an lah soalnya bau belerangnnya makin lama makin menyengat jadi kami memutuskan untuk tidak berlama - lama istirahat disitu.Jam 09.00 kami turun,saat turun beuuuuhhh bener - bener ajiiib guys, kami meluncuur kayak maen ski tapi skinya bukan salju tapi pasiiirrr .... Hheee... Sekali langkah kaki nggak seirama,buuoommm bakal nglinding ke bawah..Iya kalau jatuhnya dikasur lahhh ini jatuhnya langsung nyium pasir ma batu - batu keringkil ....Hiiiii ngeriiiii....Setelah ber-ski ria kami berjalan kembali menyusuri pasar bubrah dan nyampek deh ke kemah kami.Kami kemudian mulai bikin makan dan setelah itu bersiap - siap untuk kembali meluncur ke bawah.Aku paling suka kalau turun gunung soalnya jalannya tinggal lariiii aja..Kwakkaaa...Padahal capek juga dan penuh resiko karena kalau kita nggak bisa nge-rem, bakal jatuh guling - guling ke jurang dibawah sana.
Sekitar jam 13.00 kami nyampek di New Selo,untung udah nyampek situ baru hujan.Kalau hujan diatas,beuuuhh gawattt dah...Kami nunggu hujan reda baru kami go out ke Yogyakarta tercinta..Nah itu pengalaman kedua aku muncak dan itu sesuai dengan impianku..Hheee...Seneng banget bisa nyampek puncak merapi,rasanyaaa tak bisa diungkapin dengan kata - kata..Coba kemarin waktu merapi belum meletus,pasti bakal lebih cantiiikk lagi dah puncaknya..Hemmmm...So amazing dah..Coba dech guys,dijamin nggak bakalan nyesel..Aku saranin buat muncak malam,lebih seru dan lebiih lebiih dah...Panoramanya itu looo,beuuhhhh dahsyat cuyyy... Hhheee
Aku punya prinsip yaitu "Sekali muncak langsung ke puncak" artinya sekali aja kita muncak tapi harus nyampek puncak langsung...Okkeee guys,sampai sini dulu yaaa nanti lain waktu aku ceritain puncak idaman aku satu lagi (masih rahasia donk)...Nggak seru kalau diceritain sekarang...So,wait me....
0 komentar:
Posting Komentar